DAFTAR
ISI
KOMPETENSI
DASAR BAHASA INDONESIA
KD.2.1. MENYIMAK
UNTUK MENGUMPULKAN INFORMASI YANG TIDAK BERSIFAT PERINTAH DALAM KONTEKS BEKERJA
KD.2.2. MENYIMAK
UNTUK MEMAHAMI PERINTAH YANG DI UNGKAPKAN ATAU YANG TIDAK DALAM KONTEKS BEKERJA
KD.2.3. MEMAHAMI
PERINTAH KERJA TERTULIS
KD.2.4. MEMBACA
UNTUK MEMAHAMI MAKNA KATA , BENTUK KATA , UNGKAPAN , DAN KALIMAT DALAM KONTEKS
BEKERJA
KD.2.5. MENGGUNAKAN
SECARA LISAN KALIMAT TANYA ATAU PERTANYAAN DALAM KONTEKS BEKERJA
KD.2.6. MEMBUAT
PARAFRASA LISAN DALAM KONTEKS BEKERJA
KD.2.7. MENERAPKAN
POLA GILIR DALAM BERKOMUNIKASI
KD.2.8. BERCAKAP –
CAKAP SECARA SOPAN DENGAN MITRA BICARA DALAM KONTEKS BEKERJA
KD.2.9. BERDISKUSI
YANG BERMAKNA DALAM KONTEKS BEKERJA
KD.2.10.
BERNEGOSIASI YANG MENGHASILKAN DALAM KONTEKS BEKERJA
KD.2.11.
MENYAMPAIKAN LAPORAN ATAU PRESENTASI LISAN DALAM KONTEKS BEKERJA
KD.2.12. MENULIS
WACANA YANG BERCORAK NARATIF ,
DESKRIPTIF , EKSPOSITORIS , DAN ARGUMENTATIF
KD.2.13. MERINGKAS
TEKS TERTULIS DALAM KONTEKS TERTULIS
KD.2.14.
MENYIMPULKAN TEKS TERTULIS DALAM KONTEKS BEKERJA
KD.2.1
. MENYIMAK UNTUK MENYIMPULKAN INFORMASI YANG TIDAK BERSIFAT PERINTAH DALAM
KONTEKS BEKERJA
●
MENYIMPULKAN
Deduktif → Kesimpulan
→ Penjelasan
Induktif → Pejelasan → Simpulan
Ciri
– ciri simpulan atau kesimpulan :
1
. Menyajikan
bagian – bagian yang di anggap penting , bagian – bagian yang kurang penting
hanya sedikit di sajikan dan bagian yang tidak penting dapat di abaikan .
2
. Penyajian langsung menyajikan inti masalah serta problematik pemecahanya .
Simpulan berarti
memberikan pendapat terakhir berdasarkan uraian – uraian sebelumnya.
● OPINI
Opini adalah kalimat
yang mengandung pendapat atau simpulan yang bertolak dari fakta-fakta yang ada
untuk menurunkan suatu simpulan atau pendapat .
Opini
di bedakan menjadi :
1
. opini perorangan adalah pendapat yang di kemukakan
secara pribadi dan bersifat subjektif .
Contoh :
Menurut para ahli ,
penduduk Indonesia pada tahun 2010 akan mencapai 300 juta .
2
. opini umum adalah pendapat yang di terima
kebenaranya oleh semua orang .
Contoh :
Mengisahkan tokoh
secara berlebihan akan merugikan diri sendiri dan orang lain yang berada di
dekatnya .
KD.2.2.
MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI PERINTAH YANG DI UNGKAPKAN ATAU YANG TIDAK DALAM
KONTEKS BEKERJA
Kalimat perintah adalah
kalimat yang mengandung perintah atau permintaan agar orang lain melakukan
suatu hal yang di inginkan .
Ciri – cirinya :
- menggunakan intonasi keras , terutama perintah biasa dan larangan
- mempergunakan partikel pelembut - Lah
contoh
: Pergilah dari tempat ini , segera !
Perintah dapat di
ungkapkan secara langsung maupun tidak langsung .
Perintah yang di
ungkapkan secara langsung biasanya perintah lisan dapat berupa perintah dari
atasan ( pimpinan ) kepada pegawainya .
misalnya perintah yang isinya mengigatkan agar para pegawainya lebih
bertanggung jawab terhadap tugas ,
perintah ini biasanya di sampaikan pada waktu rapat .
Pemberian surat
perintah adalah contoh perintah yang di ungkapkan secara tidak langsung .
UNIVERSITAS
BUNG KARNO
Jalan
Kimia , Menteng ( 021 ) 31902903
JAKARTA
PUSAT
|
SURAT
PERINTAH
Nomor
: 215 / REK / V / 2001
Dasar : Dalam rangka
mempersiapkan sumber daya manusia yang handal , maka di pandang perlu untuk
mengikuti seminar nasional tentang STRATEGI SUKSES DALAM MENCIPTAKAN SUMBER
DAYA KREATIF di Jakarta
Kepada : 1. Ir. Rinny
Susanti
2. Ir. Agus Rahmawan
3. Ir. Surya Pranata
Untuk
: 1. Mengikuti seminar nasional tentang strategi sukses dalam menciptakan
sumber daya kreatif di Jakarta
2.Seminar tersebut berlangsung dari tanggal
11 – 18 mei 2001 di Hotel Matra , Matraman
3. Semua biaya di tanggung
UNIVERSITAS
4. Melaporkan hasil pelaksanaanya .
Perintah ini agar di
laksanakan dengan penuh tanggung jawab .
Di
keluarkan di Jakarta
Tanggal
27 april 2001
REKTOR
UNIVERSITAS BUNG KARNO
Prof.Dr.Ir.Nyoman
Alit Astika
|
MACAM
– MACAM PERINTAH
A . Perintah biasa berpariasi , dari
perintah yang lunak sampai perintah yang sangat keras . intonasi yang di
pergunakan pun bervariasi .
Contoh : Pergilah dari
sini !
B
.
Perintah permintaan , adalah
perintah yang halus . orang yang menyuruh bersifat merendah .
Contoh : coba dengar
baik – baik !
C . Perintah mengizinkan , adalah
perintah biasa yang di tambahkan dengan pernyataan yang mengungkapkan izin .
D . Perintah ajakan , biasanya di
dahului oleh kata – kata ajakan , seperti: marilah baiklah
Contoh : marilah kita
berdoa terlebih dahulu .
E
.
Perintah bersyarat , adalah
perintah yang mengandung syarat untuk terpenuhinya sesuatu hal .
Contoh : bantulah dia ,
pasti pekerjaannya akan segera selesai !
F
.
Perintah sindiran , adalah
perintah yang mengandung ejekan karena yakin bahwa yang di perintah tidak mampu
melaksanakan yang di perintahkan .
Contoh : kerjakan
sendiri , kalau kamu bisa !
G
.
Perintah larangan , adalah
perintah yang melarang seseorang melakukan suatu hal . bila larangan itu
bersifat umum atau resmi di gunakan kata di larang , bila larangan itu bersifat
khusus atau tidak resmi di gunakan kata jangan .
Contoh : Dilarang
membuang sampah di sini !
MERUMUSKAN
KEMBALI MASALAH
Perintah yang kita terima dari orang lain belum
tentu dapat kita pahami dengan benar sehingga kita harus cerna dalam menerima
perintah .
Misalkan : Anda sebagai salah satu karyawan di suatu
perusahaan mendapat perintah dari direktur untuk menginformasikan sesuatu
kepada karyawan lainya , contoh :
Direktur
:
saya minta , anda dan semua karyawan membuat laporan kerja tertulis ! paling
lambat saya terima sebelum makan siang .
Karyawan
:
Baik , pa . akan saya sampaikan perintah bapa kepada karyawan – karyawan lain .
Perintah bila di sampaikan secar lisan dapt di
kenali dari intonasi dan tekanan pada kalimatnya , perintah yang sifatnya
sederhana dapat di lakukan secar spontan , contoh :
● Tolong ambilkan buku ,
● Coba tulis soal ini .
Kerangka
atau Bagan
Suatu perintah yang bersifat kompleks dapat di
rumuskan kembali dengan menggunakn kerangka
, table , atau bagan , sebelumnya tentu saja kalian perlu untuk memahami
, mencatat , dan mengkaji lebih dulu perintah tersebut .
Sangat penting anda memastikan lagi atau
mengkonfirmasi pamahaman anda atas perintah tersebut kepada yang memberi
perintah dengan demikian kebenaran isi perintah dapat di jamin dan anda tidak
salh dalam melaksanakan perintah .
Misalnya : anda seorang anggota osis , kepala
sekolah memerintahkan agar osis membuat progam kerja maka yang akan anda
konfirmasikan kepada kepala sekolah .
1 . apa saja progamnya atau kegiatan yang mungkin
akan di laksanakan .
2. kapan pelaksanaannya
3 . berpa lama kegiatan itu berlangsung . dll
Kiat – kiat mengenali parintah lisan :
1 . simaklah dengan saksama perkataan lawan bicar
2 . parhatikan intonasi dan tekanan lawan bicara
3 . jika perintah lisan di berikan banyak ( kompleks
) rumuskan perintah itu dengan menggunakan bagan atau kerangka .
4 . ajukan pertanyaan jika ada perintah yang kurang jelas
5 . buatlah tindak lanjut pelaksanaan perintah
berdasarkan bagan atau kerangka yang telah di buat
6 . konsultasikan dengan pemberi perintah tentang
keakuratan rencana tindak lanjut yang di perintah .
KD.2.3
. MEMAHAMI PERINTAH KERJA TERTULIS
3.2.
MEMBACA SURAT
Perintah kerja tertulis dapat berupa surat edaran
dan pengumuman yang di tujukan untuk perorangan maupun masyarakat , dapat juga
berupa surat tugas , nota dinas , dan
memo . pada bagian ini akan di bahas tiga macam perintah kerja tertulis , yaitu
surat edaran , pengumuman dan memo .
3.2.1.
SURAT EDARAN
Surat
edaran adalah surat dengan alamat tujuan kolektif yang
beredar dari satu tangan ke tangan lainya dengan cara mengirimkan satu surat
untuk semua orang yang di tuju ( sirkuler ), atau semua orang yang di tuju
mendapat surat yang sama isinya .
Perhatikan
contoh alamat tujuan surat edaran di bawah ini :
Yth . Seluruh Guru dan Karyawan
SMK Negeri 26
Jakarta Timur
|
Perhatikan
contoh alamat tujuan bukan surat edaran di bawah ini
:
Yth . Bapak Sumitro
SMK Negeri 26
Jakarta Timur
|
Contoh di atas menunjukan adanya perbedaan antara
alamat tujuan surat edaran dan alamat tujuan yang bukan surat edaran .
Berikut ini contoh surat eadaran . bacalah surat
berikut dengan cermat !
PEMERINTAHAN
KOTA MADYA JAKARTA UTARA
KECAMATAN
KELAPA GADING KELURAHAN
PENGANGSAAN
DUA
Jalan
Raya Kelapa Nias 8 Kelapa Gading Permai
Jakarta
Utara telepon 45841273
Kode
Pos 14250
|
Nomor
: 15/1.777
15 januari 2007
Sifat
: Penting
Lampiran
: -
Hal
: Kerja Bakti Kebersihan
Yth . Ketua RW 08, 09 , 10 , dan 11
Kelurahan Pengangsaan Dua
Di Jakarta
Sebagai tindak lanjut surat dari suku Dinas
Kesehatan Masyarakat Kotamadya Jakarta Utara Nomor : 06/1.774 tanggal 8 januari
2007 hal jadwal pelaksanaan bulan Bakti Gerakan Menguras , Menutup , dan
Mengubur ( BBG M3 ) dalam rangka pemberantasan nyamuk demam berdarah dan
penanggulangan bencana banjir , maka dengan ini kami mohon kepada pengurus RW
agar mengkoordinasikan / mengarahkan warga sebanyak – banyaknya untuk
melaksanakan kerja bakti tersebut yang akan di laksanakan pada :
Hari
: minggu
Tanggal :
4 februari 2007
Waktu :
pukul 07.00 WIB sampai selesai
Tempat :
di lingkungan RW masing – masing
Demikian untuk di ketahui , atas perhatian dan
kerjasamanya kami ucapkan terimakasih .
Lurah
Pegangsaan Dua
Rispar , S.Sos.
NIP
470047364
Tembusan :
|
3.2.2.
PENGUMUMAN
Berikut ini contoh pengumuman . Bacalah pengumuman
tersebut dengan cermat !
PENGUMUMAN
LELANG
Proyek penyediaan air baku jratun seluna pada
proyek induk pengembangan wilayah sungai jratun seluna akan melaksanakan
lelang paket progam semarang – surakarta urban depelopment project yang di
biayai loan IBRD No.3749-IND dengan scope pekerjaan :
Pembangunan sebagian saluran pembawa air baku kota
semarang yang meliputi : pekerjaan lining saluran 2 km , bangunan air 8 buah
, Bronjong, perkuatan tanggul, pagar pengaman 17 km .
Persyaratan untuk peserta lelang :
kepada rekanan yang berminat di persilakan melihat
persyaratan dan keterangan lebih lanjut di papan pengumuman serta
mendaftarkan pada tanggal 3 Januari
s.d 5 Januari 2006 setiapa hari kerja di :
PROYEK
PENYEDIAAN AIR BAKU
JRTUN
SELUNA
Jalan
Brigjen Sudiarto 375 Semarang
Semarang
, 29 Desembar 2005
Panitia
Lelang
|
Penguman di gunakan untuk memberitahukan atau
mengumumkan sesuatu kepada masyarakat . di lihat dari sifatnya , ada beberapa
jenis penguman :
1.
pengumuman untuk kepentingan niaga
pengumuman ini di tunjukan kepada konsumen yang ada
di ruangan , di kantor , di stasiun , dsb.
2
. pengumuman untuk perorangan
pengumuman ini di buat oleh instansi pemerintah atau
swasta . isi pengumuman berkaita dengan kegiata yang ada di kantor .
- pengumuman untuk kepantingan pendidikan
pengumuman ini di buat oleh lembaga pendidikan
formal maupun nonformal . isinya menyangkut kegiatan pendidikan .
- pengumuman yang berasal dari keluarga
misalnya : penguman tentang duka cita , menikah ,
kelahiran , pertunangan , dan sebagainya .
untuk
membuat pengumuman yang baik , pembuat pengumuman harus mengetahui :
- tujuan yang akan di capai dari suatu pengumuman
- isi pengumuman ; agar tujuan tercapai
- sasaran ; kepada siapa pengumuman di tujukan
- media pengumuman yang sesuai dengan sasaran
3.3.
Berbicara
Setelah anda mengenal tiga macam perintah kerja
tertulis , sekarang anda harus mampu menanyakan kebenaran isi perintah dan
rencana kegiatan yang akan dilakukan kepada pemberi perintah . selain itu ,juga
harus mampu merencanakan tindak lanjut dan membuat bagan atau prosedur kerja
berdasarkan perintah kerja tertulis .
3.3.1.
Kebenaran Perintah
Ketika anda menerima suatu perintah , baik secara
lisan maupun tertulis , tentunya anda akan mengonfirmasi perintah tersebut
kepeda pemberi perintah . sebaiknya anda tidak langsung mengerjakan perintah
tersebut , tetapi menanyakan kebenaran isi perintah dan rencana untuk menindak
lanjuti perintah tersebut .
Misalnya, anda adalah Ketua OSIS . pada suatu waktu
anda mendapat sebuah perintah kerja tertulis dari kepala sekolah yang berisi
perintah untuk mebuat kepanitiaan acara akhir tahun . anda tentu tidak lansung
membentuk kepanitiaan itu, bukan ? hal pertama yang harus dilakukan adalah
mengonfirmasi perintah tersebut kepada pemberi perintah , yaitu kepala sekolah
.
Konfirmasinya
dapat berupa pertanyaan berikut :
- kapan acara itu akan diadakan ?
- siapa saja yang akan dilibatkan ?
- berapa jumlah panitia yang dibutuhkan ?
- berapa biaya yang disediakan ?
- dan lain – lain
3.3.2.
Bagan atau Prosedur Kerja
Prosedur
kerja adalah aturan yang harus dipahami dan diterima oleh
semua orang yang terlibat . apabila prosedur kerja tersebut dibuat oleh sebuah
organisasi , semua anggota organisasi itu harus mengikuti prosedut kerja yang
di buat .
Prosedur kerja muncul karena adanya sebuah perintah
dari atasan ( orang yang memiliki kuasa ) kepada bawahanya ( orang yang
dikuasai ) . contoh sederhana , Kepala Sekolah yang mempunyai kuasa di sekolah
anda , memberikan perintah kerja tertulis kepada Ketua OSIS sekolah anda untuk membentuk kepanitiaan
Pentas Seni Akhir Tahun . Ketua OSIS
yang menerima perintah kerja tertulis tersebut harus menindak lanjutinya
dengan membuat prosedur kerja untuk kepanitiaan itu .
Prosedur
kerja meliputi 3 hal , yaitu :
- pengaturan pembagian tugas yang jelas dan tegas ( siapa melakukan apa )
- pengaturan hubungan kerja sama antar satuan organisasi ( siapa bekerjsama dengan siapa )
- pengaturan tentang garis wewenang dan tanggung jawab ( siapa yang memerintah dan siapa pula yang bertanggung jawab kepada siapa )
berikut ini contoh bentuk tindak lanjut yang dibuat
oleh ketua OSIS setelah menerima
perintah kerja tertulis dari Kepala Sekolah untuk membentuk panitia Pentas Seni
Akhir Tahun .
Struktur
Panitia Pentas Seni Akhir Tahun
3.2.3. Memorandum
Memo singkatan dari kata Memorandum yang berasal
dari kata memory ( Inggris ) yang berarti ingatan . itulah sebabnya isi memo
terutama menyangkut informasi yang bersifat mengingatkan . karena isisnya yang
demikian itu , peredaran memo dalam suatu organisasi bias secara horizontal
atau vertical ke atas dan kebawah .
Isi memo cukup singkat , tetapi sudah dapat memberi
pesan secara jelas . isi memo antara lain meminta informasi , memberi informasi
, meminta petunjuk , dan memberikan petunjuk .
Berikut ini contoh memo . Bacalah dengan cermat !
PT
. ASURANSI JASA INDONESIA
MEMO
Kepada : Kabag Pemasaran
Dari :
Direktur Pemasaran
Hal
: Promosi
Sesuai dengan
undangan ceramah dari Unika Atmajaya ( terlampir ), kami minta agar saudara
mempersiapkan bahan ceramah yang di maksud . dalam kesempatan itu nanti kita
akan meembagikan proskpektus ( keterangan tertulis ).
Terima kasih
Jakarta, 14
September 2006
A. Junaidi
|
3.4.
Menulis Surat
Pada bagian ( 3.2 ) anda telah mempelajari parintah
kerja tertulis surat edaran , pengumuman , dan memo . sekarang , anda akan mempelajari
nota dinas , disposisi, dan surat kuasa .
3.4.1.
Nota Dinas
Istilah nota
berasal dari kata note ( Inggris )
yang berarti catatan . mengingat isi nota terutama bersifat catatan tentang hal
– hal yang harus di lakukan , maka peredaran nota umumnya vertical ke bawah .
nota yang vertical ke bawah berisi perintah dan bahkan penugasan . namun
demikian ada juga nota secara horizontal yang isinya tidak bersifat memberi
perintah .
Bagian
– bagian nota dinas adalah sebagai berikut :
- kepala nota dinas
- petunjuk nota dan nomornya
- tujuan / yang di tuju
- yang membuat nota dinas
- hal yang di cantumkan dalam nota dinas
- salam pembuka nota dinas
- isi nota dinas yang sebenarnya
- salam penutup nota dinas
- tempat dan tanggal penulisan nota dinas
- tanda tangan dan nama terang pembuat nota dinas
- tembusan nota dinas
Contoh
nota dinas :
NOTA
DINAS
No.08/SMR/2006
Kepada : Drs. Bondan ( Pembina OSIS )
Dari :
Ir. Broto ( Kepsek )
Hal
: Undangan seminar
Dengan hormat
Harap hadir pada
acara seminar sehari tentang “Penanggulangan Bahaya AIDS Bagi Remaja”,di
Fakultas Kedokteran UI Jalan Salemba 4 Jakarta Pusat,tanggal 16 Juli
2006,pukul 10.00.Terimakasih.
Jakarta, 15 Juli 2006
Tanda tangan
Ir. Broto
Tembusan : Bendahara OSIS
|
3.4.2.
Disposisi atau surat penugasan
Surat
penugasan adalah surat yang di pergunakan untuk menugaskan
seseorang atau lebih agar melakukan pekerjaan tertentu . karena itu , surat
penugasan selalu dating dari atasan selaku pemberi tugas kepada bewahanya
selaku penerima tugas .
Sepintas lalu surat penugasan sama dengan surat
perintah atau instruksi karena sama – sama di buat berjudul . tetapi , teknik
pembuatan dari bunyi kedua surat itu berbeda . surat perintah mempunyai
konsiderans , yaitu hal – hal yang menjadi dasar untuk mengeluarkan perintah .
dictum, yaitu bunyi perintah itu sendiri. Surat perintah tidak mempunyai
konsiderans . isi surat penugasan dapat langsung mengenai penugasan yang di
berikan atau kadang – kadang di awali dengan bagian pengantar yang melandasi
pemberian tugas .
Jika sutu organisasi memberikan tugas yang sama
secar berulang – ulan atau berpola tetap , untuk penugasan itu di buat blanko.
Tersedianya blanko di maksudkan agar proses pembuatn surat penugasan menjadi
lebih praktis . rincian keterangan yang lain bergantung pada jenis aktivitas
dan banyaknya unsure yang akan di rinci .
Berikut
contoh disposisi / surat penugasan :
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
Kampus Baru UI Depok Telepon
510986-510987
|
SURAT PENUGASAN
Nomor 1182/PT.02.H4.FISIP/Q/2007
Dengan ini Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia menugasi : Drs. Bernad Key
Untuk
mengasuh mata kuliah : Politik Dalam Negeri
Pada
progam diploma : Bidang
Ilmu Administrasi
Progam
keahlian :
Administrasi Perkantoran dan Sekretaris
Sebagai :
Dosen
Pada
semester :
Ganjil 2007/2008
Surat penugasan ini hanya
berlaku untuk satu semester dan pada akhir perkuliahan akan di adakan
evaluasi pelaksanaan perkuliahan.
Demikian agar penugasan ini
dapat di laksanakan sebagaimana mestinya .
Jakarta ,10 september 2007
Dekan
Dr. Aminudin
NIP 12345610
Tembusan
:
|
3.4.3.
Surat Kuasa
Surat
kuasa adalah surat yang berisi pelimpahan wewenang dari seseorang
kepada orang lain . dengan demikian penerima kuasa berwenang untuk bertindak
atau melakukan suatu kegiatan atas nama pemberi kuasa . dalam surat kuasa ada
pihak pemberi kuasa dan yang di beri kuasa .
Surat kuasa dapat di
bedakan menjadi surat kuasa horizontal dan vertical tergantung pada siapa
pemberi dan penerima kuasanya . Surat
kuasa horizontal ialah surat kuasa yang bias di berikan dan di terima oleh
siapa saja ; tidak terikat oleh struktur atasan – bawahan dalam sutu organisasi
. surat kuasa ini biasanya di buat atas nama pribadi . oleh karena itu,
tergolong sebagai surat pribadi .
Surat kuasa yang di
berikan oleh atasan kepada bawahan disebut surat
kuasa vertical .surat kuasa semacam ini bias di lakukan dalam suatu
organisasi , maka termasuk surat resmi/ surat dinas .
Pemakaian surat kuasa
dalam suatu organisasi dapat di bedakan menjadi surat kuasa untuk keperluan
intern organisasi dan ekstern organisasi . surat kuasa yang di pakai di dalam
lingkungan intern suatu organisasi lebih bersifat formalitas saja. Karena itu ,
dalam surat kuasa yang bersifat intern data pribadi kedua belah pihak tidak
perlu di cantumkan secara rinci .
Dalam surat kuasa untuk
keperluan ekstern, berikut ini di cantumkan secar jelas dan rinci , yaitu :
- data pribadi pihak yang memberi kuasa
- data pribadi pihak yang di beri kuasa
- bentuk kekuasaan yang di berikan beserta batas – batasnya .
Rincian pribadi untuk
pihak yang memberi kuasa maupun yang di beri kuasa meliputi :
a. untuk surat kuasa
dinas : nama , NIP/NRP, pangkat/golongan,
dan pekerjaan atau jabatan.
b. untuk surat kuasa
pribadi : nama, identitaslain,
pekerjaan dan alamat .
surat kuasa memiliki
kekuatan hukum yang sah . bila menyangkut aspek hukum atau uang yang
bernilai Rp. 500.000,00 atau lebih ,
surat kuasa harus bermaterai . besarnya nilai materai di sesuaikan dengan
peraturan yang berlaku pada saat pembuatan surat kuasa . materai di letakkan
pada posisi pemberi kuasa di buat di atas kertas segel , materai tidak di
perlukan lagi.
Surat kuasa di anggap
sah apabila sudah di tandatangani oleh kedua belah pihak, pemberi dan penerima
kuasa. Yang mula – mula membutuhkan tanda tangan adalah pihak yang di beri
kuasa. Pelaksanaanya harus dihadapkan pihak yang memberi kuasa . setelah itu,
baru pemberi kuasa yang membutuhkan tanda tangan .
Hal – hal yang prlu di
perhatikan dalam membuat surat kuasa , yaitu ;
- pemberi dan penerima kuasa harus sudah dewasa serta sehat jasmani dan rohani
- penerima kuasa hendaknya orang yang dapat di percaya
- surat kuasa untuk penerima kuasa perorangan tidak perlu nomor surat
- surat kuasa untuk mengambil gaji tidak perlu bermaterai .
II. Bacalah dengan saksama kedua contoh surat
kuasa di bawah ini !
Contoh
1 :
PT.HARAPAN SENTOSA
Jalan Melati 15
Jakarta Utara
|
SURAT KUASA
No.20/Dir-HK/V/07
Direktur PT.HARAPAN SENTOSA ,
Jalan Melati 15
Jakarta Utara dengan ini ,
MEMBERI KUASA KEPADA :
Nama : Hari Gunawan
Pekerjaan:Staf
keuangan PT.HARAPAN SENTOSA, Jalan Melati 15 Jakarta utara
Alamat : Jalan Kramat Mulya 3 Jakarta Pusat
Untuk : mengambil uang sejumlah
Rp.50.000.000,00 ( lima puluh juta rupiah ) dengan cek No.832458 A di Bank
Lippo Cabang Pluit , Jakarta Utara
Surat
kuasa ini kami buat dengan maksud agar yang berkepentingan maklum
Jakarta
, 12 Mei 2007
Penerima
kuasa ,
Pemberi kuasa,
Materai
Hari
Gunawan
Drs. Pamungkas
Staf
keuangan
Direktur
|
Contoh
2 :
SURAT KUASA
Yang
bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dra. Natalia Permata
Alamat : Jalan Kutilang Tengah 5 , Yogyakarta
No.KTP
: 09.5106.051264
Dengan
ini memberikan kuasa kepada :
Nama :
Rosita Dewi
Alamat : Jalan Kutilang Tengah 5, Yogyakarta
No.KTP:
05.6236.120458
Untuk
mengambil uang di BRI sebesar Rp. 700.000,00 ( tujuh ratus ribu rupiah )
Demikian
surat kuasa ini saya buat agar dapat
di pergunakan seperlunya .
Yogyakarta,
7 Maret 2007
Penerima
kuasa ,
Pemberi kuasa ,
Materai
Rosita
Dewi
Dra. Natalia Permata
|
KD.2.4.
MEMABACA UNTUK MEMAHAMIMAKNA KATA , BENTUK KATA , UNGKAPAN DAN KALIMAT DALAM
KONTEKS BEKERJA
Perubahan
makna kata :
- Meluas : Adik , Kakak , Saudara
- Menyempit : Sarjana
- Ameliorasi ( lebih baik ) : - Pramuwisma → Gelandangan , - Tuna aksara → Buta huruf
- Peyorasi ( kurang sopan ) : bekas pejabat ( mantan pejabat ) ,wanita ( perempuan )
- Sinestesia : pengindraan yang di pertukarkan
- Asosiasi : wartawan amplop , uang dengar
●
Denotatif : Sebenarnya
●
Konotatif : Memiliki nilai rasa
●
Sinonim : Persamaan kata
●
Antonim : Lawan kata
KD.2.5.
MENGGUNAKAN SECARA LISAN KALIMAT TANYA ATAU PERTANYAAN DALAM KONTEKS BEKERJA
MEMAHAMI KALIMAT TANYA
Kalimat Tanya adalah
kalimat yang mengandung suatu permintaan agar penanya di beri informasi
mengenai suatu hal .
Kalimat Tanya mempunyai
cirri – cirri :
- intonasi yang di gunakan adalah intonasi tanpa
- dapat pula mempergunakan partikel Tanya – kah atau apakah
- sering mempergunakan kata Tanya yang dapat di gabung dengan partikel – kah
kalimat Tanya dapat di
bedakan menjadi pertanyaan total dan pertanyaan persial.
Pertanyaan total
adalah kalimat Tanya yang meminta informasi mengenai seluruh isi pertanyaanya,
penanya biasanya memakai intonasi Tanya dan menggunakan partikel – kah
atau apakah, jawaban dari jenis pertanyaan seperti ini cukup dengan ya
atau tidak .
Pertanyaan persial adalah
kalimat Tanya yang hanya meminta informasi sebagian dari pertanyaan itu ,
kalimat Tanya semacam ini biasanya mempergunakan kalimat Tanya tertentu .
Pertanyaan yang kita
ajukan dalam kehidupan sehari – hari pada dasarnya terbentuk dari kata Tanya apa
dan mana , kedua kata tersebut kemudian dapat di kembangkan lebih lanjut
.
- kata apa bisa di kembangkan menjadi siapa, mengapa, berapa, apakah, dan untuk apa.
- kata mana bisa dikembangkan menjadi kemana, darimana , dimana, manakah , bagaimana, dan bilamana .
FUNGSI
KATA TANYA
- apa berfungsi menanyakan barang atau hal
- siapa berfungsi menanyakan manusia
- berapa berfungsi menanyakan jumlah
- untuk apa berfungsi menanyakan tujuan
- mengapa atau kenapa berfungsi menanyakan sebab terjadinya sesuatau
- dengan apa berfungsi menanyakan alat
- ke berapa berfungsi menanyakan urutan
- mana berfungsi menanyakan pilihan
- bagaimana berfungsi menanyakan keadaan atau cara melakukan perbuatan
- dimana berfungsi menanyakan tempat
- kemana berfungsi menanyakan arah yang di tuju
- dari mana berfungsi menanyakan arah yang di tinggalkan
- bilaman atau kapan berfungsi menanyakan waktu
suatu pertanyaan pada
umumnya meminta jawaban , namun demikian ada juga pertanyaan yang tidak
menghendaki jawaban , karena semua orang sudah tau atau di anggap tau jawabanya
, pertanyaan demikian di sebut pertanyaan Retoris, pertanyaan seperti ini
biasanya di pakai dalam pidato – pidato atau khotbah – khotbah
membuat pertanyaan
relavan dan sesuai dengan situasi komunikasi .
untuk membuat
pertanyaan relavan dengan topic pembicaran , anda harus perhatikan 3 hal
berikut :
- anda harus mempergunakan kalimat Tanya yang jelas dan tegas supaya narasumber atau mitra bicara memahami maksud pertanyaan dengan jelas .
- sebelum mengemukakan pertanyaan , anda harus memahami permasalahan yang akan di tanyakan pada narasumber atau mitra bicara .
- jika pertanyaan yang di ajukan sudah di rencanakan ada baiknya anda mendaftarkan pertanyaan yang akan anda ajukan , hal ini untuk menghindari pelebaran masalah .
selain pertanyaan itu
harus relavan dengan topic pembicaraan ketika anda bertanya juga harus bias
membaca situasi dengan di alami atau terjadi pada narasumber atau mitra bicara
, ada beberapa cara agar anda dapat membaca situasi komunikasi narasumber atau
mitra bicara :
- anda harus memahami keadaan orang yang di ajak berkomunikasi , misalnya : usia , pendidikan , pekerjaan , status , dsb.
- pertanyaan yang diajukan harus dapat di perkirakan bahwa mitra bicara atau narasumber mampu menjawabnya .
- pertanyaan yang di ajukan sesuai dengan kerangka berfikir narasumber atau mitra bicara agar vtidak terjadi salah pemahaman .
- anda harus mampu mengendalikan narasumber atau mitra bicara untuk berkomunikasi dalam lingkup yang sesuai dengan topic pembicaraan .
- anda jug harus mampu menjaga hubungan persahabatan dengan mitra bicara supaya komunikasi dapat berjalan dengan lancer sampai tujuan.
- etika saat melakukan Tanya jawab juga harus anda perhatikan , misalnya : menghargai jawaban dari narasumber , menghormati keadaan narasumber dengan memberi kesan baik meskipun anda jenuh mendengar jawaban mitra bicara , menghargai kepribadian narasumber atau mitra bicara dan tidak menyinggung masalah SARA ( Suku , Agama , Ras , Antar golongan ).
KD.2.6.
MEMBUAT PARAFRASA LISAN DALAM KNTEKS BEKERJA
PARAFRASA
LISAN
Berdasarkan KBBI ( Kmus Besar Bahasa Indonesia )
praafrasa adalah pengurain kembali sutu teks ( karangan ) di bentuk susunan
kata – kata yang lain dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang
tersembunyi , memparafrasakan adalah menguraikan kembali sutu teks dalam bentuk
lain .
Parafrasa lisan adalah mengungkapkan kembali secara
lisan uraian tertulis yang telah di baca atu di di dengar , beberapa hal yang
perlu di perhatikan dalam memparafrasakan suatu teks adalah :
- mencermat setiap informasi yang di dengar
- mencatat inti informasi ( ide – ide pokok atau kata kunci )
- membuka kerangka secara induktif atau deduktif berdasarkan ide – ide pokok yang di catat
- menceritakan secara induktif atau deduktif isi informasi dengan bahasa sendiri secara santun .
● Teknik Deduktif dan Induktif ●
Untuk menceritakan kembali sebuah cerita yang berisi
informasi , dapat secara deduktif dan induktif . di sebut deduktif apabila kita
mengungkapkan hal penting yang bersifat umum lebih dahulu , kemudian berangsur
– angsur penjelasan khusus berupa fakta , di sebut induktif apabila kita
uraikan fakta – faktanya ( hal khusus ) terlebih dahulu baru tarik kesimpulan
yang bersifat umum .
KD.2.7.
MENERAPKAN POLA GILIR DALAM BERKOMUNIKASI
Gilir artinya pergantian dengan teratur tentang
sesuatu yang beredar yang berlaku brganti – ganti . komunikasai dengan pola
gilir adalah berkomunikasi secara teratur dengan cara bergantian .
Bentuk komunikasi yang menerapkan pola gilir :
- Diskusi , Tanya jawab , debat
- percakapan dalam kehidupan sehari – hari
- pementasan drama atau teater
- bermain film
drama adalah karangan berupa dialog dan gerak yang
di pertunjukan di atas pentas . drama bertujuan menggambarkan kehidupan dengan
mengemukakan perhatian dan emosi melalui dialog .
diskusi adalah salah satu bentuk tukar pikiran dalam
musyawarah , diskusi , di tuntut unuk menyumbangkan ide , pendapat atau
informasi kepada seluruh peserta diskusi .
perilaku yang harus di perhatikan dalam penerapan
pola gilir dalam berkomunikasi :
- menghargai orang lain
- peka terhadap kesempatan
- relavan dengan topik pembicaraan
- santun dalam berbahasa
KD.2.8.
BERCAKAP – CAKAP SECARA SOPAN DENGAN MITRA BICARA DALAM KONTEKS BEKERJA
Percakapan adalah suatu interaksi anata pembicara
dan pendengar dalam komunikasi social . percakapan merupakan komunikasi lisan
antar pembicara ( komunikator ) dan pendengar ( komunikasi ) . etika dan norma
percakapan atau konversasi yang perlu di perhatikan :
1. menghargai mitra bicara dengan :
a. bersikap sopan dengan tanpa melihat status social
lawan bicara.
b. mendengarkan dengan seksama dan memperhatikan
perkataan lawan bicara .
c. minta pada lawan bicara izin bila akan berbicara
dengan pihak lain
d. bersuara cukup jelas dan terdengar
e. berusaha memahami maksud lawan bicara dan dapat
menyimpulkan
2. peka terhadap kesempatan , meliputi :
a. menerapkan pola bergantian dalam berbicara dengan
menggunakan kata maupun ungkapan yang tepat demi kenyamanan komunikasi.
b. menyampaikan gagasan , tanggapan , maupun
pendapat secara jelas
c. mengalihkan topic pembicaraan secara halus dengan
menggunakan ungkapan yang tepat
d. jika mengungkapakan gagasan , maupun pendapat
yang berbeda , tetap menjaga kelangsungan serta kenyamanan komunikasi .
3. sadar akan relevansi pembicaraan , meliputi:
a. menguasai masalah yang sedang dibahas
b. menggunakan bahasa efektif dan komunikatif,
singkat , jelas tepat dan mudah di pahami
c. pembicaraan tidak keluar dari topic
d. perbedaan di selesaikan dengan damai tenpa
menimbulkan konflik
percakapan perlu di dasarkan pada prinsip – prinsip
percakapan yaitu prinsip kerjasama dan
prinsif kesantunan .
- prinsip kerjasama merupakan prinsip yang mengatur pembicara dan lawan bicara agar dalam percakapan terjadi kesinambungan
- prinsip kesantunan , prinsip ini di perlukan untu melengkapi prinsip kerjasama dan mengatasi kesulitan yang timbul akibat penerapan prinsip kerjasama . prinsip ini berkaitan dengan aturan yang bersifat social , estetis, dan moral dalam percakapan.
Hal ini di dasarkan kaidah yang harus di taati ,
yaitu :
- formalitas ( jangan memaksa dan jangan angkuh ) , contoh : Bersihkan lantai itu sekarang juga .
- ketidak tegasan ( berisi saran bahwa penutur atau pembicara hendaknya menentukan pilihan ) . contoh :
- jika ada waktu dan tidak lelah , prbaiki sepeda saya !
- perbaiki sepeda saya !
tuturan 1 lebih halus
dari tuturan 2 .
- persamaan atau kesekawanan . pembicara atau penutur bertindak seolah – olah mitra bicaranya sama atau buatlah mitra tutur tetap senang .
contoh : halus sekali
kulitmu seperti kulitku .
KD.2.9.
BERDISKUSI YANG BERMAKNA DALAM KONTEKS BEKERJA
Diskusi berasal dari bahasa latin yaitu discutere
yang berarti membeberkan masalah , diskusi mengeluarkan suatu proses berfikir
bersama untuk memahami suatu masalah dan mencari pemecahanya .
Tujuan diskusi :
- mencari penyebab yang harus di hadapi
- menghubungkan kegiatan interektual
- menumbuhkan kepekaan dan kepedulian
- membuka wawasan tentang masalah dan alternative pemecahanya
- mengambil simpulan tentang pendapat yang di anjurkan tentang diskusi
unsure –unsur diskusi :
- pemandu diskusi atau moderator :
memiliki tugas :
membuat persiapan
diskusi
membuka diskusi
menyampaikan tujuan
diskusi
mengatur waktu
diskusi
mengatur alur diskusi
menjaga agar diskusi
tetap berjalan menarik
menyimpulkan hasil
diskusi
- seorang moderator harus dapat menghidupkan suasana, pandai berbicara , sabar , tegas , lugas , objektif , dan ramah .
- Notulis
Bertugas :
mencatat proses
berlangsungnya diskusi
membantu kelancaran
diskusi
bersama moderator
menyimpulkan hasil diskusi
- pembicara atau panelis
Bertugas :
sebagai narasumber
atau penceramah
menyampaikan masalah
menyampaikan jawaban
atas pertanyaan
- peserta atau anggota
Bertugas :
aktif mengikuti
diskusi
mentaati tata tertib
diskusi
menjaga kelancaran
diskusi
- pengamat
Bertugas :
penyeimbang dalam
diskusi
KD.2.10
BERNEGOSIASI YANG MENGHASILKAN DALAM KONTEKS BEKERJA
A.NEGOSIASI
Bernegosiasi adalah
usaha tawar – menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima guna
mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dan pihak lain . pihak – pihak
yang terlibat dalam bernegosiasi dapat
perorangan , perorangan yang mewakili kelompok atau organisasi .
Hal – hal yang dapat
dinegosiasikan misalnya kegiatan bisnis , progam kegiatan baik perorangan
maupun kelompok , semua hal tersebut sering kita jumpai dalam kehidupan sehari
– hari . ( Euis . 2007 : 72 ) .
Negosiasi dalam bidang
perdagangan digunakan untuk kegiatan promosi . dalam bidang social maupun hukum
, negisiasi di gunakan untuk menyelesaikan masalah yang di hadapi oleh pihak –
pihak bersengkata ( Yustinah ed. 2008 : 122 ) .
B.TAKTIK
BERNEGOSIASI
Selain untuk ajang
promosi negosiasi juga di gunakan dalam berbagai keperluan social . seseorang
yang akan bernegosiasi memerlukan taktik tertentu agar pihak lain yang di ajak
bernegisiasi tertarik . ada berbagai taktik dalam bernegosiasi . dalam bidang
social , taktik yang di gunakan untuk proses negisiasi di bagi menjadi tiga
bagian yaitu menyampaikan gagasan atau ide , menyanggah gagasan atau pendapat
dan menyakinkan pendapat .
- Menyampaikan Gagasan atau Ide
Untuk menyampaikan
gagasan , ide , atau pendapat yang menarik perhatian khalayak atau orang lain
dapat di gunakan taktik – taktik berikut ini .
- Taktik mengulang
Caranya , pembicara
harus menyampaikan gagsan atau pendapatnya secara berulang – ulang atau terus –
menerus dengan kalimat yang berbeda – beda pula . meskipun kalimatnya berbeda ,
pada intinya sama .
Contoh : “ sekali lagi
saya katakana bahwa betapa besar manfaat …”
“ saya tekankan lagi betapa pentingnya
…”
- Taktik memotong
Taktik ini di gunakan
untuk memotong pembicara yang berbicara terlalu panjang atau terlalu banyak .
dengan tiba – tiba pembicaraan dipotong dengan menyampaikan alas an ada sesuatu
yang penting yang harus segera di sampaikan .
Contoh :
“ maaf, bukan maksuda
saya memotong pembicaraan anda saya hanya ingin menyela sedikit hal ini sangat
penting untuk di ketahui …”
- Taktik mengagetkan
Taktik ini di gunakan
ketika lawan bicara yang membuat pernyataan negative . dengan cara memberikan
jawaban dari sisi pandang yang tak terduga .
Contoh :
“ pernyataan anda itu
sangat berharga bagi kami . itulah hal yang sangat kami nanti , berarti anda
sudah cukup memahami . maka kami sarankan …”
“ keberatan itu bias
dipahami , tetapi cobalah juga untuk mengerti bahwa …”
- taktik berterima kasih
taktik ini di gunakan
jika ada informasi yang dating , meskipun informasi itu kurang menyenangkan .
contoh :
“ Terima kasih anda
telah menyampaikan informasi ini secara terus terang .”
“ Terima kasih saudara
mau hadir dalam pertemuan ini …”
- Menyanggah Gagasan atau Pendapat
Taktik yang di gunakan
untuk menyanggah gagasan atau pendapat di antaranya sebagai berikut :
- Taktik provokasi
Taktik ini di gunakan
untuk memaksa lawan bicara berterus terang
.
Contoh :
“ saya tidak percaya
hal itu …”
“ saya ragu – ragu
dengan pendapat ini ..”
- Taktik mengelak
Taktik ini di gunakan
ketika pembicara dalam keadaan terdesak . pembicara bias menggunakan cara
mengutip pendapat ahli atau ucapan orang – orang terkenal .
Contoh :
“ coba , saudara
perhatikan gagasan presiden , bahwa beberapa waktu yang lalu presiden telah
menyampaikan hal itu .”
“ Begawan ekonomi kita
, sumitro , pernah mengatakan seperti ini yang saya katakan itu .”
- Taktik Membiarkan
Taktik ini membiarkan lawan bicara menyampaikan pikiranya, sementara itu
kita perhatikan dengan saksama tanpa bereaksi . setelah itu lawan bicara
selesai berbicara baru kita tanggapi.
Contoh :
“ apa yang saudara sampaikan itu dapat saya simpulkan bahwa ... untuk itu
saya ingin tambahkan ...”
“ gagasan yang bagus .saya juga punya gagasan yang tak kalah bagusnya . ini
dapat dipertimbangkan lagi ...”
- Taktik Menunda
Taktik ini di gunakan jika ada keberatan mengenai penjelasan yang di
sampaikan kurang jelas .
Contoh :
“ baiklah saya akan menanggapi pertanyaan saudara pada kesempatan lain
karena banyak hal yang di jelaskan dan tidak mungkin dalam waktu sesingkat
ini.”
- Taktik bertanya balik
Taktik ini di gunakan untuk mengingatkan lawan bicara bahwa yang dilakukan
itu salah.
Contoh :
“ benarkah saudara seperti ini ?”
“ apa saya tidak salah mendengarkan pendapat ini ?”
Meyakinkan pendapat
Taktik ini meliputi hal – hal berikut :
- Taktik Sugesti
Taktik ini di gunakan bertujuan agar lawan bicara lebih mudah menerima
pendapat anda.
Contoh :
“ saudara belum memiliki koleksi barang – barang beharga ...”
“ program ini sangat bermanfaat untuk pendidikan ..”
- Taktik kompromi
Taktik ini di gunakan ketika menghadapi situasi yang sulit untuk mencapai
keseimbangan rasional atau kesepakatan.
Contoh :
“mari kita pusatkan perhatian pada pokok permasalahan yang sedang kita
hadapi ini ...”
“pendapat kami tidak jauh berbeda dengan apa yang diperkirakan semula “
- Taktik konsensus
Taktik ini menampilkan rangkuman atau ringkasan pendapat yang telah
disepakati dan menerima saran .
Contoh :
“ mari kita lihat lagi apa yang sudah jita bicarakan tadi “
“sebenarnya , kita telah menemukan titik temu tentang ...”
“kita telah setu bahwa ... maka dari itu , marilah kita bersama – sama
....”
- Taktik melebih – lebihkan
Taktik ini di gunakan bertujuan untuk mempengaruhi lawan bicara agar dia
menarik kembali pernyataanya .
Contoh :“berarti saudara ingin mengatakan
bahwa semua produk ini tak bermanfaat bagi kesehatan manusia.”
MEMAHAMI FRASA DAN KLAUSA
- FRASA
Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih dan
tidak melebihi batas fungsi . artinya frasa hanya menduduki satu fungsi jabatan
dalam kalimat; misalnya subjek , atau predikat , atau objek atau keterangan
saja .
Untuk lebih jelasnya , perhatikan contoh berikut :
─ bangunan gedung itu
─ sangat megah
─ rumah baru itu
Jika contoh – contoh di atas digabungkan dengan kata – kata sehingga
membentuk sebuah kalimat, kedudukanya dalam kalimat tetap satu jabatan .
─ Bangunan gedung itu ( S ) sangat
megah ( P )
─ Rumah baru itu ( S ) disewakan ( P
)
─ Ia ( S ) sedang duduk ( P ) di
sampingku ( ket ).
Perhatikan lagi contoh brikut ini !
─ Ayam hitam
─ Ayam hitam saya
─ Ayam saya
─ Rumah besar itu
─ Rumah besar di lereng gunung
Konstruksi frasa di atas tidak ada predikatnya.
Macam – macam frasa :
Frasa di bagi
menjadi beberapa macam :
- Frasa di tinjau dari segi distribusi
Frasa di tinjau
dari segi distribusi ada dua macam yaitu frasa endosentrik dan frasa
eksosentrik .
- Frasa endosentrik
Frasa endosentrik
adalah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsur – unsurnya maksudnya
bahwa unsur inti yang membentuk frasa tersebut menjadi pusat , misalnya ,jika
unsur inti frasa adalah kata benda, frasa yang terbentuk tersebut masuk
kategori kata benda.
Contoh : sudah pergi,yang menjadi
unsur inti adalah kata pergi ( kata
kerja ); kata sudah sebagai
atribut/tambahan; maka frasa sudah pergi
masuk jenis kata kerja baik sekali,kata
baik ( kata sifat ) sebagai inti,
sedangkan kata sekali sebagai unsut
tambahan ; maka frasa baik sekali
masuk jenis kata sifat .
Kakek nenek, kedua kata kakek
nenek ( kata benda ) merupakan unsur inti , maka kakek nenek termasuk
jenis kata benda .
Frasa endosentrik terdiri atasa tiga macam , yaitu frasa endosentrik
atributif, frasa endosentrik koordinatif , dan frsa endosentrik apositif .
1. Frasa endosentrik atributif
Frasa endosentrik atributif merupakan frsa yang salah satunnya sebagai inti
dan yang lain sebagai atribut atau pelengkap atau tambahan . frasa ini terdiri
dari unsur – unsur yang tidak setara .
Cirinya , susunan frasa ini tetap, tidak dapat di ubah atau tidak dapat di
pindah posisikan , antar unsur pada frasa endosentrik atributif tidak dapat di
hubungkan dengan kata penghubung dan atau atau ( Putrayasa, 2007:7 ).
Contoh :
─ sedang mandi tidak bisa mandi
sedang atau sedang dan mandi
─ sangat indah tidak bisa indah
sangat atau sangat atau indah
─ buku baru tidak bisa baru
buku atau buku atau baru
Frasa endosentrik atributif ini memiliki struktur yang tidak seimbang,
yaitu yang satu inti sedangkan yang lainya tambahan/atribut. Oleh karena itu ,
frsa semacam ini juga di sebut frasa subordinatif atau frasa tidak setara .
2. frasa endosentrik
koordinatif
Frasa ini kedua
unsurnya menjadi unsur inti atau pusat, karena unsur pembangunnya mempunyai
kedudukan seimbang . karena kedudukan seimbang ini ,frasa endosentrik
koordinatif antar unsurnya dapat di hubungkan dengan kata penghubung dan atau
atau.
Contoh :
Bapak ibu
dapat di balik ibu bapak atau bapak dan ibu
Langit bumi dapat dibalik bumi langit atau bumi dan langit
Meja kursi
dibalik kursi meja atau kursi dan meja.
3. Frasa endosentrik apositif
Frasa yang salah
satu unsurnya menerangkan yang lain , yang sekaligus dapat berperan sebagai
pengganti. Kedua unsur frasa ini menjadi inti .
Contoh :
Satria, tetangga
dekatku
Negeri Gajah Putih,
Thailand
Indonesia , tanah
airku
- Frasa eksosentrik
Frasa eksosentrik
adalah frasa yang tidak mempunyai ditribusi yang sama dengan unsur – unsurnya .
semua unsur eksosentrik .
Contoh :
Di sawah
Ke kantor
Dari pasar
- Frasa di tinjau dari jenis kata
Frasa yang di
tinjau dari segi jenis kata ada beberapa macam. Frasa – frasa tersebut di
antaranya tercantum di bawah ini .
- Frasa verba, yaitu frasa yang unsur inti atau pusatnya berupa kata kerja .
Contoh :
Sedang makan
Akan belanja
Juga diketahui
- Frasa adjektiva, yaitu frasa yang unsur inti atau pusatnya berupa kata sifat .
Contoh :
Sangat manis
Enak sekali
Sakit keras
- Frasa nomina, yaitu frasa yang unsur inti atau pusatnya berupa kata benda .
Contoh :
Ayah ibunya
Intan permata
Meja kursi
- Frasa numeral, yaitu frasa yang unsur inti atau pusatnya berupa kata bilangan .
Contoh :
Tiga ratus rupiah
Lima puluh tahun
Dua belas jam
B.KLAUSA
1. Pengertian klausa
Klausa adalah sekumpulan kata yang terdiri atas subjek dan predikat .
Ramlan mengemukakan bahwa klausa adalah satuan grmatikal berupa gabungan
kata yang sekurang – kurangnya terdiri atas subjek dan predikat .
Contoh :
- Orang itu bekerja di pabrik (S + P Pelengkap)
- Dia cantik (S + P)
- Mereka berbicara tentang politik (S + P + Pelengkap)
Dalam banyak hak klausa
tidak berbeda dengan kalimat. Dilihat dari struktur internalnya,kalimat dan
klausa keduanya terdiri atas unsur subjek dan predikat dengan atau tanpa objek,
pelengkap, atau keterangan,. Bentuk-bentuk yang membedakan antara kalimat dan
klausa adalah intonasi atau tanda baca akhir(2008:313). Jika terdapat intonasi atau
tanda baca akhir berupa tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!)
dinamakan kalimat, tetapi jika intonasi atau tanda baca akhirnya bukan berupa
tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!) disebut klausa.
Contoh :
- Dai pergi pukul enam.
- Saya sedang mandi.
- Dia pergi pukul enam ketika saya sedang mandi.
Contoh kalimat (d), (e),
dan (f) merupakan kalimat, karena tidak menjadi bagian konstruksi yang lebih
besar. Kalimat (e) terdiri atas satu klausa dengan struktur S + P + Ket, dan ketika saya sedang mandi dengan struktur konjungtor + S + P.
klausa yang terakhir ini merupakan bagian dari konstruksi sintaksis yang lebih
besar, yaitu klausa Dia pergi pukul enam
di sebut klausa utama atau induk kalimat, sedangkan klausa ketika saya sedang mandi disebut klausa subordinat atau anak kalimat, ada yang menyebut klausa bawahan (imam Syafi’ie dan
A. Syukur Ghazaii, 1996 : 198). Kalimat (d) dan (e), yang masing-masing terdiri
atas satu klausa, disebut kalimat
tunggal, sedangkan kalimat (f) yang terdiri atas dua kluasa, disebut kalimat majemuk.
2.klausa
utama atau induk kalimat dan klausa bawahan atau klausa subordinatif atau anak
kalimat
Contoh :
- Dewasa ini, ketika dunia sedang sibuk mencari energi alternatif, ternyata bumi pertiwi kita mengandung bahan yang merupakan bahan sumber energi yang dapat diolah menjadi energi yang tidak akan habis sepanjang masa.
- Sumber energi tersebut berasal dari perut bumi dan terbentuk dari alam, yaitu gugusan gunung berapi dengan curah hujan yang cukup membentuk kandungan uap yang membentuk geothermal atau panas bumi.
Contoh kalimat diatas
merupakan contoh majemuk yang terdiri atas klausa-klaus yang dapat berdiri
sendiri dan yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat. Klausa yang dapat
berdiri sendiri sebagai kalimat disebut klausa
utama atau induk kalimat. Dalam
contoh kalimat diatas, induk kalimat atau klausa utamanya adalah yang di cetak
tebal pada contoh (1).
Adapun klausa yang
tidak dapat brdiri sendiri sebagai kalimat disebut klausa bawahan atau anak
kalimat atau klausa subordinatif.
Kalimat
contoh (2) juga mengandung klausa utama dan klausa bawahan. Ada dua klausa
utama yaitu:
-
Sumer energi tersebut berasal dari perut
bumi
-
Sumber energi tersebut terbentuk dari
alam
Sedangkan
klausa bawahannya :
-
Yaitu gugusan gunung berapi dengan curah
hujan yang cukup
-
Yautu gunung berapi yang membentuk
kandungan uap yang disebut gothermal atau panas bumi.
Jadi,
klausa ada dua macam, yaitu klausa utama atau induk kalimat dan klausa bawahan
atau klausa subordinatif atau anak kalimat. Kedua jenis kalimat tersebut memiliki
ciri masing-masing. Klausa utama dapat berdiri sebagai kalimat, sedangkan
klausa bawahan tidak dapat berdiri sebagai kalimat, tetapi hanya punya potensi
menjadi kalimat. Punya potensi menjadi kalimat artinya dengan mengubah atau
menghilangkan satu atau beberapa kata klausa atau beberapa kata klausa bawahan tersebut
dapat menjadi kalimat.
KD.2.11 MENYAMPAIKAN LAPORAN ATAU PERSENTASI LISAN
DALAM KONTEKS BEKERJA
MENYAMPAIKAN LAPORAN
Laporan adalah segala Sesuatu yang dilaporkan .Laporan dapat
berupa tulisan dan lisan .Yang dibahas pada uraian ini adalah laporan
lisan.Laporan seeecara lisan mempunyai
kelebihan ,yaitu cepat dan murah jika di bandingkan dengan laporan tertulis
.Laporan lisan disampaikan sesuai keadaan .
CARA MENYAMPAIKAN
LAPORAN
Cara menyampaikan
laporan secara lisan dapat di gunakan pola antara lain sebagai berikut :
Urutan Waktu
Misalnya urutan
kegiatan dari hari pertama ,kedua,ketiga dan seterusnya .Atau melaporkan
kegiatan pertama dimulai pukul sekian sampai sekian,kegiatan kedua dimulai pukul sekian sampai pukl sekian ,dan
seterusnya.
Urutan Tempat
Misalnya melaporkan
hasil kunjungan kesebuah perusahaan .Pertama melaporkan kunjungan ke bagian…..
.Kedua kunjungan kebagian….. .Ketiga ke….. .dan seterusnya.
Urutan umum-khusus atau
tekhnik deduksi
Misalnya kunjungan ke
sebuah desa .Pertama dilaporkan secara umum keadaan desa yang di kunjungi
.Keduan memasuki wilayah-wilayah yang lebih kecil sampai kondisi penduduknya
bahkan keadaan kantor desa beserta isinya.
Urutan khusus-umum atau
tekhnik induksi
Misalnaya menyampaikan
data yang terkecil terlebih dahulu kemudian di ikuti oleh hal yang lebih luas
,keadaan sub wilayah
,wilayah ,sampai keadaan desa atau suatu daerah ,kemudian diakhiri sebuah
simpulan secara umum kondisi daerah yang di kunjungi .
Urutan klimaks
Misalnya menyampaikan
hal yang paling mengesankan yang dimulai dari hal-hal yang ringan kemudian
diakhiri pada puncak pengalaman tersebut.
Urutan antiklimaks
Misalnya, laporan
dimulai dari hal yang mengejutkan ,-gempa itu menelan korban yang luar biasa
banyaknya ,dimulai laporan korban meninggal ,yang luka berat,ringan,serta
tindak lanjut penanganan koraban.
Urutan sebab-akibat
Misalnya,melaporakan
akibat bangkrutnya sebuah perusahaan .Dimulai dari sebab-sebab persahaan itu
bangkrut ,kemudian terjadi PHK besar-besaran dan seterusnya.
Urutan akibat-sebab
Misalnya banyak pegawai
perusahaan itu dirumahkan oleh perusahaan
karena kondisi perusahaan sedang menurun produksinya.Akibat yang lebih
lanjut banyak pegawai melakukan demonstrasi menutut agar segera bekerja
kembali.
Urutan penyelesaian
masalah
Misalnya,melaporakan
kondisi para pegawai sebuah perusahaan yang berdemo menutut pekerjaan kembali
,diikuti penyelesaian masalah dengan mengundang wakil dari para pegawai
perusahaan untuk bermusyawarah .
Pada prinsipnya semua
hal dapat dilaporkan secara lisan .Sebagaicontoh kecil ,seorang anak melapokan
kepada orang tua nya tentang keadaan sekolah ketika mengadakan lomba dalam
rangka HUT sekolah .Secara garis besar
hal-hal yang dapat dilaporkan diantaranya adalh keadaan ,fakta atau
realita(kenyataan ),peristiwa,dan rangkuman .
Pada hakikatnya,format
laporan lisan sama dengan laporan tertulis.Perbedaan nya terletak pada
penyajiannya .Dalam laporan lisan perlu di perhatikan gerak gerik
,sikap,hubungan langsung dengan lawan bicara (keraf dalam yustinah 136)
JENIS-JENIS LAPORAN
Laporan secara llisan dapat dilakukan dengan
berrbagai metode.
a.Nartif ,laporan
dengan cara menceritakantentang sesuatu ,seolah-olah pendengar ikut mengalami
sesuatu yang diceritakan dalam laporan itu menceritakan peristiwa penangkapan
teroris.
b.Deskriptif,laporan
dengan cara menggambarkan sebuah objek agar pendengar seaakan-akan melihat
objek yang dilaporkan itu;misalnya,laporan tentang keindahan objek wisata,
c.Ekspositiris,laporan
yang dilakukan dengan cara memaparkan informasi sehingga pendengar dapat
memahami penjelasan tentang informasi tersebut ;laporan tentang cara membuat
tempe.
d.Argumentatif,laporan
yang bertujuan untuk membuktikan kebenaran sehingga pendengar yakin akan
kebenaran tersebut;misalnya laporan hasil penelitian.
e.Persuasif,laporan
yang bersifat membujuk atau mempengaruhi pendengar ;misalnya mengajak pendengar
untuk membeli sebuah produk baru yang memiliki keunggulan tersendiri.
KD 2.12 Menulis
wacana yang bercorak Eksposisi, Naratif, Persuasi, Argumentasi, dan Deskripsi.
EKPOSISI
·
karangan
eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan,menjelaskan ide,gagasan,atau
pendapat pengarang dengan tujuan untuk memperluas wawasan atau pengetahuan
pembaca.
·
Ada
banyak cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan karangan eksposisi
-metode
klasifikasi (penggolongan) digunakan untuk menyusun karangan eksposisi dengan
menggolongkan atau mengelompokan suatu permasalahan kedalam bagian bagian
tertentu
-metode
indentifikasi (pengenalan ciri atau identitas) digunakan untuk menyusun
karangan eksposisi dengan menggunakan ciri ciri atau identitas sesuatu yang
dibicarakan dalam karangan.
-metode
komperatif (perbandingan) digunakan untuk menyusun karangan eksposisi dengan
membandingkan dua permasalahan atau lebih yang dilihat dari sudut pandang yang
sama
-metode definisi
(rumusan pengertian) digunakan untuk menyusun karangan eksposisi dengan
bertolak dari penjelasan rumusan pengertian yang kemudian digunakan sebagai
dasar atau pedoman dalam menjelaskan suatu permasalahan.
-metode ilustrasi
(contoh eksem plifikasi) digunakan untuk mengembangkan karangan eksposisi
dengan mengemukakan contoh contoh sebagai ilustrasi dari suatu permasalahan
yang dipaparkan dalam karangan.
·
Perhatikanlah
penggalan karangan eksposisi di bawah ini
Setiap orang
mengosok gigi.ada yang pagi pagi,sore setiap mandi,ada setiap makan. Ini
tergantung pada keyakinan masing masing mengenai bagai mana merawat gigi dengan
baik. Warna pasta yang digunakan pun bermacam macam,ada yang putih polos,putih
bergaris merah,hijau atau lainnya.tapi,bila diperhatikan, ada yang tidak
berubah pada alat perawatan gigi tersebut. ternyata,alat perawatan gigi seperti
yang kita kenal selama ini memang sudah di yakini sebagai yang terbaik sampai
saat ini,dan tidak perlu di ubah.ini terlihat dari kenyataan bahwa kemasan yang
paling tepat untuk pasta gigi.lalu,rasa dan tekstur pasta di dalam tube itu pun
cukup membuat orang senag menyikat gigi.semua ini di dukung oleh cara promosi
yang memang meyakinkan.
(marahimin,1999.209)
·
Langkah
– langkah menyusun karangan eksposisi
-Menentukan tema
-Menentukan
tujuan penulisan adalah tujuan kita dalam tujuan penulisan
-Mengumpulkan
data
-Menyusun
kerangka karangan
-Mengembangkan
kerangka menjadi karangan eksposisi
1.NARASI
1.
Karangan
narasi
Karangan narasi adalah karangan yang
menceritakan suatu kejadian dan
bagaimana
berlangsungnyaperistiwa-peristiwa tersebut.
rangkaian
kejadian atau peristiwa biasanya disusun menurut urutan waktu
(kronologis) .
Isi karangan narasi bisa berupa fakta yaitu yang benar-benar terjadi maupun
tentang sesuatu yang khyali atau imajinasi. Otobiografi dan biografi dapat
digolongkan dalam jenis narasi.
2.
Tujuan karangan narasi
Adalah menyatakan apa-apa yang terjadi. Oleh
karena itu pokok-pokok masalah dalam
narasi adalah tindakan, perbuata atau aksi
3.
Narasi
dapat berisi fakta dan fiksi
-contoh narasi
fakta : Biografi, Autografi atau kisah pengalaman
-Contoh narasi
fiksi : Novel, Cerpen, Cerbung, atau Cergam
4.
Langkah
menyusun narasi (fiksi)
·
Melalui
proses kreatif
·
Melalui
cara mencermati, menemukan dan menggali ide.
·
cerita
dirangkai dengan rumus 5W+1H, dimana lokasi ceritanya , kapan peristiwanya,
mengapa peristiwa itu rejadi, bagaimana cara itu dipaparkan
5.
Pola
narasi
·
Awa
narasi (besi pengantar cerita)
·
Tengah
(memuculkan suatu konflik)
·
Akhir(akhir
cerita)
2.PERSUASI
·
Karangan
persuasi
Adalah karangan yang bertujuan
untuk mempengaruhi pembaca, karangan inipun memrlukan data sebagai penunjang
karangan ini isisnya berupa bujukan atau ajakan .
·
Cirinya
:
Biasanya
terdapat dalam bahasa iklan.
·
Contoh;
Untuk menjaga
linkungan yang sehat kita harus mengurangi pencemaran-pencemaran atau polusi
yang membahayakan alam.
3.ARGUMENTASI
· Karangan
argumentasi
Adalah karangan
yang menguraikan tentang sesuatu pernyatan yang didukung kuat oleh
pernyataan-pernyataan atau pendapat.
· Tujuan :
Untuk meyakinkan
atau membujuk dan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga sang pembaca
meyakini kebenaran itu.
· Isinya :
Mengandung
pendapat atau komentar seseorang atau umum.
· Ciri-ciri :
1.
Ada
pernyataan, ide atau pebdapat.
2.
Alasan,
data, fakta yang mendukung.
3.
Pembenaran
berdasarkan data dan fakta yang disampaikan.
· Langkah-langkah
:
1.
Menentukan
topikatau tema.
2.
Menentukan
tujuan.
3.
Mengumpulkan
data dan berbagai sumber.
4.
Menyusun
kerangka sesuai dengan topik yang dipilih.
5.
Mengembangkan
kerangka menjadi karangan argumentasi.
4.DESKRIPSI
· Karangan deskripsi
Adalah karangan
yang menuliskan suatu objek sesuai dengan keadaan sebenarnya, sebagai pembaca
dapat melihat, mendengar, merasakan, mencium secara imajinasi sesuatuyang
dialami oleh pengarangtentang objek yang dimaksud. Karangan ini berbeda dengan
eksposisi walaupun sama-sama memperluas pandangan dengan pengetahuan pembaca.
· Tujuan:
Agar pembaca dapat
melihat, mendengar, meraskan secara imajinatif apa yang dilihat, didengar,
dirasakan oleh pengarang tentang sesuatu objek sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
· Langkah-langkah:
1.
Tentukan
objek atau tema yang akan dideskripsikan.
2.
Tentukan
tujuan.
3.
Tentukan
aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan, susunlah
aspek-aspek ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan waktu, atau
urutan menurut kepentingan.
4.
Kembangkan
kerangka menjadi karangan deskripsi.
· Menurut isinya
karangan deskripsi ada 2, yaitu :
1.
Deskripsi
berisi fakta.
2.
Deskripsi
berisi fiksi.
KD 2.13 PENALARAN
·
Teknik meringkas
Ringkasan
merupakan cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan panjang dalam
bentuk yang singkat. Menulis ringkasan merupakan kegiatan mereproduksi karya-karya yang sudah
ada menjadi lebih singkat. Hal ini sesuai dengan istilah precis yang berarti memotong atau memangkas (Yustinah, 2008: 158).
Kegiatan
meringkas dapat di artikan memangkas atau memoting kalimat-kalimat penjelas dan
hanya menyisakan kalimat-kalimat utamanya. Kalimat-kalimat yang ada yang
sekitarnya dapat dihilangkan sebaiknya dihilangkan. Mestinya harus diingat,
bahwa dalam menghilangakan
kalimat-kalimat tersebut tidak mengurangi makna atau pesan yang
disampaikan penulis. Hal-hal yang dapat dihilangkanmisalnya gambar-gambar,
contoh-contoh, dan kalimat-kalimat penjelas. Intisari karangan di biarkan tetap
utuh tanpa hiasan-hiasan apapun.
Dalam
meulis ringkasan harus dilakikan dengan hati-hat. Hasil ringkasan tidak
diperpolehkan bercampur dengan opini atau pendapat maupunkomentar. Ringkasan
tetap menyajikan isi karangan asli secara berurutan. Tiap bagian disajikan
secara proporsional, artinya tiap bagian disajikan secara sebanding atau seimbang (Goryskeraf, 1994:189).
Anda harus membedakan antara ringkasan dan
ikhtisar. Ikhtisar lesih menekankan hal-hal yang penting, yang
kurang penting dapat diabaikan atau hanya sedikit dikemikakan. Di pihak lain,
sebuah ikhtisar tidak perlu mengikuti alur atau urutan karangan aslinya
(1994;189). Bahkan bahasa yang digunakan pun dapat diubah sesuai dengan
keinginan si pembuat ringkasan sejauh makna teks asli tetap terjaga.
Tujuan
membuat ringkasan adalah untuk memahami atau mengetahui isi sebuah karangan.
Karangan dalam hal ini dapat berupa buku, artikel, ataupin karya-katya yang
lain yang berupa tulisan. Melalui ringkasan itulah dapat diketahui pokok
pikiran atau tujian penulis. Melalui ringkasan dapat dipelajari cara seorang
penulis menyusun gagasan-gagasan yang tertuang dalam gagasan yang luas menuju
ke gagasan yang lebih sempit atau sebaliknya. Penuangan gagasan ini tergantung
pada pemakaian penalaran. Penalaran yang dipakai penalaran deduktif atau
induktif atau campuran keduanya.
·
Langkah-langkah Meringkas
Untuk
menulis sebuah ringkasan perlu menggunakan pedoman agar hasil ringkasan
tersebut baik dan efektif. Untuk
meringkas sebuah tilisan dapat dilakikan langkah-langkah swbagai berikut.
a. Membaca
naskah/teks asli beberapa kali;
b. Mencatat
gagasan utama penulis
c. Membuang
paragraf yang berisa contih deskripsi atau kutipan;
d. Membuang
berbagai keterangan tambahan yang penting dalam sebuah kalimat;
e. Mengubah
dialog langsung ke dalam bentuk tidak langsung;
f. Swdapat
mungkin menggunakan kalimat tunggal;
g. Menyusun
ringkasan dengan mempertahankan susunan gagasan tulisan asli.
(modul program PDPt Universitas
indinesia, dalam yustinah)
Montimer J.Alder,
seorang ahli salam bidang membasa, berkebangsaan Amerika, (dalam Imam Syafe’I
dan A. Syukur Ghazali, 1996: 30-31)
memberikan petunjuj cara meringkas karangan seperti berikut ini.
1. Garis
bawahilah pikiran0pikiran utama dan pernyataan penting
2. Berilah
tanda garis vertikal di garis batas kanan pernyataan atau pikiran yang perlu
memdapatkan perhatian khusus.
3. Berikanlah
tanda bintang di garis batas kanan pernyataan atau pikiran yang di anggap
paling penting. Untuk sebuah artikel, kira-kira dua atau tiga bagian. Untuk
sebuah buku berkisar sekitar sepilih sampai lima belas bagian.
4. Nomorilah
secara berurutan bagian yang menyatakan kesatuan argument.
5. Berilah
tanda lingkaran kata-kata atau frasa kunci yang memuat konsep yang berkaitan dengan ide pokok yang di
kembangkan.
Untuk meringkas, gagasan-gagasan pokok yang telah
dikumpulkan itu dapat dirangkai-rangkaikan menjadi sebuah paragraf yang utuh.
Perlu anda ketahui
bahwa merangkum merupakan suatu bagian kegiatan untuk meringkas sesuai dengan
isi teks aslinya. Maka dalam merangkum isi benar-benar memperhatikan pembicara
dalam menyapaikan materi. Rangkuman adalah ringkasan. (honiatri,2006:77)
Agar rangkuman tersebut baik , ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan , yaitu:
1. Isi
rangkuman harus seuai dengan sumber aslinya.
2. Urutanya
mengikuti urutan sumber aslinya.
3. Jika
rangkuman terbentuk paragraf, sebaiknya kalimat yang satu dengan kalimat yang
lain memiliki pertalian, baik dari segi bentuk maupun isinya.
Contoh :
Gorge
stenphenson , si buta huruf penemu rel kereta api
Kereta api memang berbeda dengan
kendaraan bermotor lainnya. Seorang pengemudi kereta api yang dinamakan masinis
hanya mengatur laju kecepatan kereta api . arah gerak baik lurus maupun belok
tak di atur , karena tinggal mengikuti jalur rel yang ada . saat melintas
persimpangan , kereta api berbelok secara otomatis sesuai rel yang disusun
pengatur lintasan.
Betapa susahnya masinis , seandainya
kereta api melaju di jalan raya . karena berat dan panjang , kereta api sangat
sulit di kemudikan . jangankan berbelok , mengerem saja susah . tak bisa
seketika berhenti seperti halnya kendaraan bermotor. Makanya , sering terjadi
kecelakaan-kecelakaan kereta api menabrak kendaraan atau orang.
Untungnya kereta api mempunyai
jalan sendiri, yakni rel. jadi lebih aman dan nyaman. Untuk itu, kita perlu
berterima kasih kepada Gorge Stephenson sang penemu rel kereta api.
Saat stephenson masih belia , kereta
api belum ditemukan. Dia tinggal di kota Wylam, inggris dalam keadaan sangat
miskin. Setiap hari dia bekerja sebagai ‘sopir’ gerobak sapi. Bukan naik di
atasnya , melainkan berlari di sampingnya. Untuk membelokkan gerobak, ia
menarik leher si sapi sesuai dengan arah yang dituju.
KD
2.14 MENYIMPULKAN TEKS TERTULIS DALAM KONTEKS BEKERJA
Simpulan merupakan bagian terakhir dari sebuah
uraian.
Seorang penulis dapat merumuskan simpulan dengan 2
cara:
1. Tulisan
yang bersifat Argumentas, berisi simpulan yang berupa ringkasan Argumentasi
atau alas an penting dalam bentuk detail ataupun dasar hukum.
2. Simpulan
yang cukup disajikan tujuan atau isi umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan
dimuka.
Syarat menyusun kalimat simpulan:
A. Tidak
menggunakan kalimat ambigu (bermakna ganda)
B. Dirumuskan
secara jelas, lugas, dan bernalar
C. Disusun
berdasarkan informasi yang diperoleh
D. Menyusun
secara cermat
Menggunakan kalimat yang komunikatif
Kalimat yang komunitatif dapat membuat pesan
tersampaikan dengan tepat.
Syarat-syarat kalimat komunitatif:
1. Sesuai
dengan kaidah bahasa, kaidah bahasa diartikan sebagai aturan/pedoman yang harus
dipatuhi oleh seorang pembicara untuk menyampaikan ide kepada lawan bicara.
Secara tertulis kaidah bahasa biasanya terbentuk pedoman umum yaitu ejaan
bahasa Indonesia. Secara lisan kaidah bahasa yang digunakan pembicara
dipengaruhi oleh situasi pembicara. Unsure yang mempengaruhi disebut insur
suprasegmental yaitu lafal, tekan jeda, inotasi.
2. Sesuai
denagn nalar, penalaran merupakan suatu proses berfikir untuk menghubungkan
data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan. Penalaran yang
benar akan menghasilkan kesimpulan yang benar. Penalaran yang salah akan
menghasilkan kesimpulan yang salah pula.
Jenis-jenis penalaran:
1. Deduksi,
dilakukan terhadap data (pernyataan) umum kedalam simpulan yang khusus.
Penalaran deduksi dapat dilakukan secara langsung/entimim/tidak
langsung/logisme.
Contoh silogisme:
v Premis
umum : hakim yang baik tidak menerima uang suap
v Premis
khusus : Ny. Hani hakim yang baik
v Simpulan
: Ny. Hani tidak menerima uang suap
Contoh entimem : penalaran secara langsung
v Premis
umum : hakim yang baik tidak menerima uang suap
v Premis
khusus : Ny. Hani hakim yang baik
v Simpulan
: Ny. Hani tidak menerima uang suap karena ia hakim yang baik
2. Induksi,
dilakukan terhadap peristiwa-peristiwa khusus, kemudian dirumuskan sebuah
simpulan yang mencakup semua peristiwa khusus itu. Penalaran induksi dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa pernyataan yang mempunyai ciri-ciri
tertentu (generalisasi) dan dengan membandingkan dua hal yang memiliki sifat
sama (analogi)
Contoh generalisasi :
Jika dipanaskan, besi memuai
Jika dipanaskan, tembaga memuai
Jika dipanaskan, emas memuai
Jika dipanaskan, semua logam memuai
Contoh analogi :
Alam semesta berjalan dengan sangat
teratur, seperti halnya musim yang diciptakan oleh manusia. Tidakkah alam yang
megah ini ada pula penciptanya?
3. Ketersampaian
pesan, pesan dapat tersampaikan apabila sarana yang degunakan untuk
menyampaikannye tepat dan situasinya mendukung selain itu antara pembicara dan
lawan bicara harus saling memahami kode-kode yang digunakan
Komunikatif
|
Tidak komunikatif
|
Malam ini udara
terasa panas
|
Ini malam yang
udaranya panas sekali
|
Berbicara tentang
polusi tak kunjung selesai.
|
Membicarakan tentang
masalah polusi tidak ada habis-habisnya.
|
Cermat dan santun
Ciri komunikasi efektif lainnya
adalah menggunakan kalimat yang cermat dan santun, artinya adalah kalimat tepat
dalam pemilihan kata atau diksi. Pemilihan kata atau diksi yang tepat hendaknya
memperhatikan criteria dibawah ini :
1. Konotasi
baik, untuk memperoleh kalimat yang santun diksi diperoleh dengan cara
memperhatikankonotasi kata tersebut sopan atau tidak bila didengar oleh lawan
bicara. Contoh :
Konotasi baik
|
Konotasi tidak baik
|
Istri
|
Bini
|
Hamil
|
Bunting
|
Asisten
|
Pembantu
|
Gajih
|
Upah
|
Tuna wisma
|
gelandangan
|
2. Tidak
ambigu/tidak bermakna ganda, biasanya disebabkan oleh:
a. Penggunaan
kata yang tidak tepat, contoh: pemilik kebun binatang itu sudah tidak beruang
lagi. Kata bruang pada kalimat tersebut memiliki dau kemungkinan makna atau
ambigu tidak memiliki uang dan tidak memiliki ruang
b. Jeda
yang tidak tepat, contoh: untuk rakyat kecil kami berjuang.
3. Kata
acuan, kata acuan sangan tepat penggunaannya untk mendapatkan kalimat yang
cermat dan santun lebih-lebih dalam hukum/perundangan, dengan menggunakan kata
acuan kemungkinan salah tafsir dapat dihindari. Contoh: anda masuk daerah bebas
parkir. Maksud kalimat tersebut menbingungkan karena yang diungkapkan
penulis/penutur balemtentu sama dengan maksud pembicara atau pendengar.
Kemungkinan:
·
Daerah tersebut adalah tempat parkir dan
pengendara bermotor bebas memilih tempat parkir sesuka mereka.
·
Daerah tersebut tidak diperuntukan untuk
area parkir. Kalimat tersebut dapat dihindari keslahannya dengan cara
menyesuaikan situasi atau memperbaiki struktur kalimat menjadi tempat parkir
atau dilarang parkir disini
4. Situasi
kebahasaan, apabila komunikasi terjadi secara lisan antara pembicara atau
penutur dengan lawan bicara atau pendengar situasi kebahasaan dapat diamati
melalui gerak gerik pembicara (kinetic).